Joni Telat Hijrah
Pada malam yang tenang di halte yang kusam depan kampus kebanggaan Boy, Joni sedang asyik bermain Mobile Legends, game favoritnya. Kampus tersebut dekat dengan Jalan Raya yg terdapat lampu lalu lintas.
"Jon.. di depan banyak anak Punk tuh. gak lu samperin?" Tanya Boy saat baru saja tiba dengan membawa kantong plastik berisi es teh dan sebungkus nasi rames.
"Sebentar Boy, Gue lagi push rank nih... mumpung musuhnya lengah" jawab Joni tampat menengok sedikitpun.
"Jon... itu..."
"Udah diem dulu, ini hampir menang!" potong Joni membuat Boy menjadi malas bicara lagi.
"Udah diem dulu, ini hampir menang!" potong Joni membuat Boy menjadi malas bicara lagi.
Victory.....
beberapa menit setelah itu, suara kemenangan akhirnya menggema sampai ke pinggir jalan raya dan sekitaran lampu lalu lintas.
beberapa menit setelah itu, suara kemenangan akhirnya menggema sampai ke pinggir jalan raya dan sekitaran lampu lalu lintas.
"Mana anak Punknya Boy?"
"Udah pergi, lu sih main mulu..." jawab Boy sambil asyik membalas chat whats app.
"Eh??? kenapa lu ngebiarin mereka pergi sih.... udah lama tau, gue gak ketemu sama kawan-kawan jalanan, hampir 2 tahun ini..." protes Joni kesal.
"Oke.. Oke.. sorry ini salah gue. tapi salah lu lebih banyak hehe..." ucap Boy mencairkan suasana.
"Gue telat hijrah bro, gara-gara lu!"
"Hijrah? bukannya mereka juga belum hijrah ya?" tanya Boy heran.
"ya mereka kan berpindah dari sati tau tempat ke tempat lain, hehe.." jawab Joni dengan santai, rupanya situasi tak jadi memanas.
"Sebentar Bro... gue sering lihat beberapa anak Punk yang hijrah di You Tube, dan mereka langsung bisa jadi ustadz. itukan namanya hijrah.." Boy mulai menjelaskan dengan bahasa ilmiahnya meskipin menggunakan diksi yang santai atau santuy.
"Terus gimana?apa yang dikatakan ustadz itu?" Joni bertanya dengan nada memancing perdebatan.
"Ya haram lah Jon, di jalanan. apalagi menjadi anak Punk haram besar. karena mereka meresahkan masyarakat dan menyakiti mata orang-orang yg melihat penampilan mereka begitupun sampai bisa menyakiti yang disini..." Kini Boy mulai menggunakan bahasa Bucin sambil menunjuk ke arah jantungnya.
"Ooh... terus apalagi?"
"Kata Ustaz tersebut, kita ya diwajibkan jihad/perang melawan orang-orang kafir, jangan biarkan banyak gereja berdiri, harus mengikuti gerakan Indonesia tanpa Pacaran jadi langsung nikah aja sampe empat sekaligus juga boleh biar gak bosen-bosen amat Hehe.... terus perempuan wajib bercadar, tidak bercadar HARAM, merokok HARAM, menjual Rokok HARAM, Memproduksi Rokok HARAM, nonton konser Punk HARAM, intinya banyak berkata haram sesuai apa yang di katakan Kitab Suci." Jawab Boy panjang lebar.
"Nah... karena itulah yang bikin gue telat hijrah Boy. Gimana mau jihad ngelawan orang kafir? UKT aja bisa bayar untung-untungan. Mau ngelarang gereja berdiri? di deket rumah gue aja orang-orang Kristen ataupun Katolik sering bantu membangun mushola bahkan setiap Idul fitri mereka merelakan halaman Gerejanya dipakai untuk Sholat. Mau langsung Nikah muda? bayar KKL aja ngutang. Apalagi langsung empat sekaligus, sorry gue sayang banget sama Riana. Mau ngewajibin Make cadar? Riana aja kalo make cadar di kampus dikira ninja hittori, kan kasian. Apalagi lepas dari rokok, Heu... lagian kampus kita kan minim AC jadi nggak ngerusak fasilitas hehe... rokok juga bisa memberi kehidupan bukan cuma bisa membunuh seperti di iklan-iklan hehe... paradox memang, lu tanpa oksigen mati, tapi dengan oksigen kita menua, fungsi-fungsi tubuh kita melemah dan mati..."
"Baru tau gue, kalo lu bisa ngomong gitu. ngehafalin kalimat berapa minggu Jon? hehe... jadi intinya?" Boy lebih memilih mendengarkan kali ini dengan bertanya kembali.
"Hijrah itu bukan pengakuan bahwa kita sudah baik dan benar. tapi pengakuan bahwa kita orang salah jalan yang ingin menuju kebenaran. Maka ketika ada yang mengaku berhijrah namun masih menyalahkan yang lain... tanyakan saja padanya apa guna dari cermin"
Menulis saat Rebahan di
F02 Bilix, Bringin Ngaliyan Semarang.
Komentar
Posting Komentar